Istiqomahnya Santri
Ada sebuah pondok pesantren di dekat
kaki gunung ijen. Di situlah perjalanan Kang Hafiz menimba ilmu di mulai.
Seorang santri yang sangat di sayang oleh Mbah Yai Anwar pengasuh pondok
pesantren tersebut, bisa di bilang ia tangan kanannya, sekaligus kesayangan
teman-temannya di pondok. Dengan sikapnya yang ramah dan suka menolong temannya
bahkan tanpa diminta sekalipun, kian membuat para santriwati terpesona akan
kepribadian dirinya.
Seperti biasa di hari jum’at, di
pondok pesantren Mbah Yai Anwar ada kegiatan Ro’an. Terlihat kang Hafiz sedang
menyapu halaman bersama teman-temanya, hingga ada teman kang Hafiz yang
terlihat tidak sanggup mengangkat tong sampah untuk dipindahkan ke tempat lain,
dengan cepat Kang Hafiz membantu temannya tersebut .
“mari saya bantu kang” tawaran kang hafiz kepada temannya
sambil membantu mengangkat tong sampah tersebut.
“ makasih ya kang” sahut temannya pada kang hafiz
Seusai membantu temannya tadi, kang hafiz melanjutkan menyapu
halaman, tak lama kemudian ada salah satu santri menghampirinya.
“ assalamu’alaikum kang.” Sapa santri tersebut pada kang
hafiz
“wa’alaikum salam warohmatullah”balas kang hafiz
“ panjenengan di timbali mbah yai teng ndalem.” Sahut santri
tersebut
“ ohh.. njeh kang matur nuwun.”
Setelah menyelesaikan pekerjaannya kang hafiz menuju
dalemipun mbah yai.
Sesampainya di depan rumah mbah yai, kang hafiz mengucapkan
salam dengan rasa penasaran.
“assalamu’alaikum”
Wa’alaikum salam warohmatulloh”’ terdengar suara yg berat
dari dalam rumah
“ayo masuk kang, mari silahkan duduk.”
“umi buatkan kopi buat kang hafiz ini loh” pinta mbah yai
pada istrinya yg berada di dapur
“njeh bah..” jawab umi
“wonten menopo njeh bah?” tanya kang hafiz pada mbah yai
“gini loh kang seminggu ini minta bantuannya sama teman-teman
buat persiapan acara haul pondok pesantren kita.” Jelas mbah yai kepada kang hafiz
Kemudian umi datang dengan membawakan 2 cangkir kopi untuk
mereka..
“ayo di minum dulu kopinya” sambil menaruh kopinya di atas
meja.
Kemudian umi pun segera kembali ke dapur
“niku acaranipun minggu depan nggeh bah?” tanya kang hafiz
“nggeh kang, nanti sehabis mengaji teman-teman di kasih tau
sekalian ya kang!”
“nggeh bah insyaallah mangke kulo sanjangi lare-lare”
“ya wes, di minum dulu kang kopinya”
“njeh bah matur nuwun”
Setelah selesai minum kopinya kang hafiz pun berniat pergi
dan kembali ke kamarnya.
“alhamdulillah.. kulo nyuwun pamit bah” sambil mencium tangan
mmbah yai
“assalamualaikum..”
“wa’alaikum salam warohmatulloh” balas mbah yai
Siang pun telah berlalu, akhirnya malam pun tiba. Waktu
mengaji pun telah usai, kemudian kang hafiz menyampaikan amanah dari mbah yai
tadi siang
“assalamu’alaikum.. teman-teman minta waktunya sebentar”
“wa’alaikum salam” serentak teman-teman menjawabnya
“teman-teman kita dapat tugas dari mbah yai, untuk ikut
membantu persiapan HAUL Pondok Pesantren kita.” Jelas kang hafiz
“kapan acaranipun kang?” tanya salah satu santri
“insyaallah minggu depan ba’da isya’. Langsung mawon nggeh
ben mboten dalu-dalu.. kita bagi siapa saja yang akan menjadi panitia.” Jelas
kang hafiz kepada teman-temannya
Setelah pembagian panitia berakhir,
mereka kembali ke kamar mereka masing-masing, termasuk kang hafiz. Namun
sesampainya di dalam kamar, kang hafiz tidak langsung istirahat. Ia mengambil
buku kosong dan mulai mencatat semua yang dibutuhkan acara tersebut. Begitulah
sosok kang hafiz sangat cekatan, begitu mendapat tugas langsung ia kerjakan
tanpa menunda-nunda pekerjaan.
Tak lama kemudian datanglah seorang
teman sekamarnya, ia ingin berbagi cerita kepada sahabatnya, namanya adalah
kang ikal. Nama yang unik dan lucu itu sama dengan karakter dirinya.
“kang aku arep crita kaleh sampean.” Pinta kang ikal kepada
kang hafiz
“crita opo toh kang?” tak sedikit menghiraukan temannya karna
sedang sibuk mempersiakan haul pondoknya
“kang aku iki arep crita, mbok di rungokke !” sedikit kesal
pada kang hafiz
“ya wes.. ya wes.. pon crita nopo?” sambil menutup bukunya
dan meletakkannya di atas meja
“ngene loh kang, aku maeng kan di utus abah di kengken medal
tumbas barang toh. Terus pas perjalanan pulang aku ngga sengaja nabrak cewek
kang” Jelas kang ikal
“lah terus tibo?” sahut kang hafiz memotong pembicaraan
sambil meledek
“isek toh kang, aku urung mari crita e. Terus buku e dek e
iku lugur kang, kayak ng film kae iku loh kang. Emang iku pas lagi waktu e
pulang sekolah kan kang, dek e sekolah ndek MAN kui kang. Pas buku e tibo.. kan
langsung tergerak hati ini ingin menolongnya kang.”
“hahaha.... polah e sampean lak pancet ae toh kang.. niru
gaya e film alay-alay kui” tawa kang hafiz tak membuat berhentinya cerita kang
ikal
“lah pas aku bantu ngambil buku e cewek kae kang, sengaja aku
nyimpen saputangan e dek e kang, dengan harapan saget ketemu maleh.” Sambil
memperlihatkan saputangan milik cewek tadi
“astaghfirulloh kang.. istighfar toh kang” sambil menepuk
bahu kang ikal
“yen pancen jodoh bakal tetemu dewe kang tanpa di harapkan
sekalipun. Jika Allah sudah KUN pasti FAYAKUN.. tanpa sampean minta sekalipun,
yen pancen niku jodoh e sampean, pasti bakal di temokke kang kaleh gusti. Meski
sekedar mengembalikan saputangan miliknya.” Nasihat kang hafiz pada kang ikal
“astaghfirulloh..” (sambil memegang dada dan mulai merasa
seakan dirinya di ajak untuk memaknai setiap perkataan yang keluar dari
bibirnya)
Sejenak terasa begitu hening suasana di dalam kamar, hingga
angin pun terhipnotis dibuatnya dan ingin masuk tuk mendengar nasihat dari kang
hafiz.
“ya wes.. besok kalo ketemu jangan lupa di kembalikan kang
saputangannya.” Pinta kang hafiz kepada temannya
“iya kang.. matur nuwun nggeh sampun di ilingaken lan di
paringi nasehat.” Sahut kang ikal
“teman itu ya harus saling mengingatkan kang, jika mereka
sudah mulai menyimpang dari jalannya.” Balas kang hafiz
“njeh kang insyaallah saget istiqomah maleh.. ya wes ayo
tidur kang, sampun dalu.” Sambil beranjak ke tempat tidur.
“njeh kang monggo rumiyen.” Jawab kang hafiz
Begitulah kang hafiz orangnya.. sangat peduli dengan sesama.
Dan tak lupa akan tugas sebagai seorang santri dan teman yang baik.
Satu minggu pun telah berlalu..
Tibalah acara HAUL Pondok Pesantren As-Salafy.
Kang Hafiz beserta teman-teman
lainnya di sibukkan dengan kegiatan tersebut. Dengan banyaknya para tamu serta undangan yg hadir,
kian membuat letih para santri disana. Namun semua itu tak bernilai apa-apa
bila di bandingkan dengan kebersamaan dan kekompakkan teman-temannya dalam
memeriahkan acara tersebut.
Acara pun akhirnya telah selesai.. semua berakhir dengan
senyuman, yang menandakan suksesnya acara tersebut.
Hikmah yang dapat kita ambil dari
cerita tersebut adalah, bagaimana pentingnya menjaga solidaritas dan
sportifitas sesama santri dan umat muslim lainnya, saling tolong menolong,
saling bahu membahu, tidak peduli baik itu muda ataupun tua, kaya ataupun
miskin, semua sama di mata Allah.
Wallahu’alam Bisshowwab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar